Susu kacang kedelai sedang naik daun belakangan ini. Bukan hanya yang sudah siap minum dan biasanya disajikan dalam keadaan dingin, tapi juga dalam bentuk susu bubuk yang dijual di pasar swalayan. Atau, bagi anda yang suka bertandang ke resto Jepang, semangkuk kacang kedelai rebus (edamame) bisa dijadikan sebagai camilan sembari menunggu hidangan utama disajikan. Apa saja sebenarnya manfaat kedelai?
Siapa yang tidak kenal dengan tempe mendoan yang berasal dari kedelai? Atau tau gejrot asal Cirebon yang juga dibuat dari kedelai? Sebut juga ulukutek oncom dari Jawa Barat, atau tahu aci dari Slawi. Memang, setelah dibuat menjadi beragam olahan, kedelai naik gengsinya.
Tak hanya di Indonesia, dalam kuliner Jepang, produk kedelai juga banyak disuka. Misalnya sup miso yang berisi potongan tahu dan irisan daun bawang sangat digemari. Di Jepang dan beberapa negara di Eropa, kembang tahu kering biasa digunakan sebagai bahan pembuat ham tiruan dan chicken roll. Di Cina, tahu sutra diolah sebagai hidangan penutup, yang disajikan bersama sirop jahe.
Siapa pun tahu bahwa kedelai adalah kacang-kacangan yang berprotein tinggi. Yang mungkin belum banyak orang tahu kedelai adalah sumber utama isoflavon yang telah terbukti memiliki sejumlah manfaat.
Dilihat dari kandungan gizinya, kedelai merupakan sumber protein, lemak, vitamin, mineral, dan serat yang paling baik. Susunan asam amino pada kedelai lebih lengkap dan seimbang. Kedelai sangat berkhasiat bagi pertumbuhan dan menjaga kondisi sel-sel tubuh. Kedelai mengandung protein tinggi dan mengandung sedikit lemak. Protein kedelai juga dibuktikan paling baik dibandingkan jenis kacang-kacangan yang lain. Kandungan proteinnya setara dengan protein hewani dari daging, susu, dan telur.
Terlebih lagi, 25% kandungan lemak dalam kedelai terdiri dari asam lemak tak jenuh yang bebas kolesterol. Asam lemak tak jenuh ini dapat mencegah timbulnya pengerasan pembuluh-pembuluh nadi (arterio sclerosis). Kedelai juga dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan dapat mengurangi resiko penyakit jantung, seperti dibuktikan melalui penelitian yang dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan AS. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa mengkonsumsi 4 porsi makanan dari kedelai setiap hari, kadar LDL dalam darah bisa berkurang hingga 10%, yang berarti dapat menurunkan resiko penyakit jantung hingga 20%.
Selain itu, kedelai juga kaya akan asam linoleat, asam linolenat, dan lesitin. Linoleat dan linolenat adalah asam lemak esensial dari kelompok omega-6 dan omega-3, yang dapat mengurangi resiko penyakit jantung dan diabetes. Sedangkan lesitin adalah senyawa kimia campuran fosfatida dan senyawa-senyawa lemak, yang meliputi fosfatidil kolin, fosfatidil etanolamin, fosfatidil inositol, dan senyawa lainnya. Lesitin diyakini khasiatnya sebagai obat awet muda, meningkatkan memori, dan mempertinggi daya tahan tubuh.
Menurut Profesor Deddy Muchtadi, Ahli Ilmu Pangan dan Gizi dari Institut Pertanian Bogor, ekstrak protein dalam kedelai mengandung estrogen dalam bentuk zat isoflavon atau disebut dengan phytoestrogen.
“Dampak mengonsumsi phytestrogen kerutan di kulit akan berkurang. Sama dampaknya seperti hasil terapi hormon untuk mengurangi penuaan kulit,” papar Prof.Deddy dalam acara media forum di Jakarta.
Dalam sebuah penelitian laboratorium yang dilakukan oleh peneliti Jepang, Masayuki Arii, terhadap 26 wanita berusia 30-40 tahun, diketahui konsumsi isoflavon selama tiga bulan terbukti mampu menahan kondisi kerutan tidak menjadi parah serta memperbaiki kekenyalan kulit.
Selain berperan mengganti estrogen, kedelai juga berfungsi sebagai antioksidan yang mampu melindungi tubuh terhadap timbulnya kanker sebab menetralkan radikal bebas, yang berasal dari lingkungan terpolusi. “Estrogen yang cukup juga bisa membantu kesuburan,” tambah Deddy.
Tidak mengherankan, sekarang lesitin juga bisa dikonsumsi langsung dalam bentuk tablet atau kapsul lunak. Segudang khasiat kedelai ini bisa dipetik manfaatnya, jika kita megkonsumsinya secara rutin.
0 komentar:
Posting Komentar